Sabtu, 15 November 2014

Drs. Hiskia Achmad: Ada Tiga Unsur Penting Dalam Sains

Mahasiswa mengenal saya sebagai “tukang dongeng”. Kadang-kadang bernada negatif, seolah-olah pada waktu kuliah saya hanya mendongeng. Jika bertemu dengan saya, ada mantan mahasiswa yang mengatakan, “Pak, saya masih ingat dongeng Bapak tentang tukang sampah.” Namun saya tidak menanyakan apakah ia masih mengingat pesan dalam dongeng tersebut.

Pada umumnya, ketika mengikuti kuliah, mahasiswa tidak ingin mendengar penjelasan-penjelasan. Mereka ingin diberi definisi-definisi yang mudah dicatat, rumus-rumus, dan contoh soal, yang mungkin akan ditanyakan pada waktu ujian.

Dalam perkuliahan (atau ceramah), saya selalu memberikan ilustrasi tentang suatu konsep dengan bercerita atau mendongeng agar mahasiswa mudah memahami (understanding). Cerita juga merupakan cara yang dapat membantu mengingat-ingat suatu mata pelajaran (remembering). Dengan memahami dan mengingat-ingat ilmu kimia, kita akan menyenangi ilmu kimia. Pengarang buku Kimia Dasar yang sangat terkenal, Raymond Chang, mengatakan ungkapan understanding, remembering, dan enjoying Chemistry.

Cerita-cerita dan dongeng itu bukan ciptaan saya, melainkan diramu dari berbagai sumber buku dan pengalaman mengikuti seminar di luar negeri.

Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution, seorang tokoh pendidikan matematika di Indonesia, mengatakan bahwa mendongeng sangat diperlukan oleh anak-anak karena dapat membina penalaran dan karakter. Pada suatu ceramah, Prof. Dr. Tjia May Ong dari Departemen Fisika ITB mengatakan bahwa menanamkan konsep dapat dilakukan dengan mendongeng.

Kata-kata kedua tokoh ini meyakinkan saya bahwa saya berada di jalan yang benar sebagai tukang cerita dan tukang dongeng.

Tanggapan positif untuk http://profile.hki.me/hiskia/ saya peroleh dari Dr. Retno Dwi Suyanti, M.S. dari Unimed Medan tentang “Kisah Kebakaran Lab. Kimia ITB tahun 1974” dan dari Dr. Bambang Cahyono dari Semarang tentang “Pispot”. Keduanya menangkap pesan-pesan cerita saya.

Terima kasih saya sampaikan kepada Dr. Retno Dwi S. dan Dr. Bambang Cahyono. Anda telah mendorong saya untuk mengingat-ingat kembali judul-judul cerita saya, dan pada akhir Mei saya dapat mengumpulkan empat puluhan cerita saya sehingga buku ini dapat lahir.

Ada tiga unsur penting dalam pembelajaran sains, yaitu sikap, proses, dan produk. Pada umumnya kita hanya memberitahukan produk, bukan proses, bagaimana menemukan suatu hukum, hanya mengatakan atau memberitahukan bunyi hukum.

Karena itu, isi buku cerita ini dimulai dengan dongeng “Anak Hilang”, tentang bagaimana menemukan keteraturan dalam kegiatan sains. Keteraturan yang ada kaitan dengan hasil eksperimen disebut hukum. Judul cerita kedua adalah “Tukang Sampah”, untuk mengilustrasikan pertanyaan ini: apakah kita percaya bahwa atom itu ada? Bayangkan atom yang besarnya 10-8 cm, dan inti atom sebesar 10-13 cm, sudah mulai diajarkan di SMA kelas I.

Terima kasih khususnya kepada Saudara Winarso, yang mengetik naskah, dan Henry A. Sobari, yang membantu mencari gambar-gambar tokoh ilmuwan dari internet, serta Saudara Suwandi, Syah Alimudin, dan Saheron Fajar, yang membantu dalam fotokopi naskah ini. Tak ketinggalan juga terima kasih saya kepada beberapa dosen Prodi Kimia FMIPA ITB, yang mengingatkan saya tentang beberapa cerita, dan Dra. Lubna Baradja, M.S., yang membaca dan mengedit naskah ini.

Akhirnya, saya mengharapkan saran-saran demi perbaikan buku ini.

Hiskia Achmad dalam Buku "Kambing yang Cerdas" Penerbit Buku Nuansa Cendekia

0 komentar:

Posting Komentar