Kamis, 13 November 2014

Prof. Dr. H. Afif Muhammad, MA: Islam bukan Sekadar Ibadah

Pada pelajaran Agama Islam yang diikuti oleh murid-murid kelas IX di salah satu SMP Negeri, seorang murid perempuan berjilbab mengangkat tangan dan bertanya kepada Bapak Guru, “Pak, yang dimaksud dengan tabayyun itu apa sih, Pak?”

Pak Muhasan, guru Agama yang mengajar di kelas itu, terdiam sejenak menerima pertanyaan yang sangat bagus dan penting itu. Kemudian, sambil mendekat ke bangku paling depan, Pak Muhasan menjawab, “Tabayyun adalah jika kamu sekalian mendengar berita yang menyangkut perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh salah seorang kawanmu, maka kamu sekalian harus mengeceknya terlebih dulu”.

“Check and recheck, ya Pak?” tiba-tiba saja Dani memotong pembicaraan Pak Muhasan. Seketika tawa murid-murid di kelas terdengar gemuruh.

Pak Muhasan tersenyum, dan ketika tawa mereda, beliau melanjutkan, “Jadi, setiap berita penting yang kamu sekalian terima harus kamu cek kebenarannya terlebih dahulu. Jangan diterima begitu saja”.

Begitulah. Untuk menjelaskan arti tabayyun, Pak Muhasan butuh waktu 15 menit. Penjelasannya juga panjang-lebar. Jika ditulis, mungkin bisa menghabiskan tiga halaman buku.

Islam adalah agama yang tidak hanya mengajarkan ibadah, tetapi semua aspek kehidupan manusia: akidah, ibadah, akhlak, ekonomi, rumah tangga, politik, dan sebagainya. Dalam menjelaskan ajaran-ajaran tersebut, sering digunakan istilah-istilah yang khas, yang tidak kita temukan padanannya dalam bahasa kita. Jumlahnya sangat banyak, baik yang berkaitan masalah akidah, fikih, muamalah maupun yang lainnya. Sebagian dari istilah-istilah itu mungkin dapat diterjemahkan kata per kata, misalnya shalat dengan sembahyang, shaum dengan puasa, syams dengan matahari, dan ardh dengan bumi. Tetapi, sangat banyak di antaranya yang baru dapat dimengerti sesudah diberi penjelasan panjang-lebar, seperti istilah tabayyun yang dikemukakan di atas. Karena tidak dapat diterjemahkan kata per kata, maka istilah-istilah tersebut dibiarkan seperti aslinya atau diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, misalnya istiqamah, wara’, thaharah, dan aurat.

Istilah-istilah tersebut bertebaran di berbagai kitab, mulai dari Al-Quran al-Karim, hadis-hadis Nabi Saw, sampai dengan kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama. Bagi orang-orang yang mempelajari Islam secara khusus dan mendalam, misalnya di pesantren dan perguruan tinggi Islam, istilah-istilah seperti itu bukan merupakan hal yang asing. Hal ini dimungkinkan karena mereka memang mempelajari ilmu keislaman, yang memuat istilah-istilah tadi, dari berbagai sumbernya. Akan tetapi, mereka yang tidak memiliki kesempatan yang cukup dan tidak secara khusus mempelajari ilmu agama Islam akan mengalami banyak kesulitan dalam memahaminya. Bayangkan saja, untuk memahami makna tabayyun, mereka harus terlebih dahulu mencari sumber dari istilah yang diperkenalkan oleh Al-Quran, surah al-Hujurat ayat 6 itu. Sesudah menemukannya, mereka harus mencari penjelasannya pada kamus-kamus Al-Quran dan kitab-kitab tafsir. Usaha yang demikian ini jelas membutuhkan waktu yang lama.

Yang juga perlu dicatat adalah bahwa menjelaskan berbagai istilah acapkali terbatasi oleh bahasa yang digunakan. Di dalam Al-Quran terdapat, misalnya, istilah Rabb yang diterjemahkan dengan “Tuhan”, sehingga Rabb al-‘âlamîn diartikan dengan “Tuhan semesta alam”, dan ada pula istilah Ilah yang juga diartikan dengan “Tuhan”, misalnya dalam Lā ilāha illallāh, yang diartikan dengan “Tiada Tuhan selain Allah”. Padahal, para ahli tafsir mengatakan bahwa, Al-Quran tidak pernah menggunakan dua kata yang berbeda, jika artinya sama. Hal seperti inilah yang membuat kita sangat membutuhkan penjelasan singkat dan tepat tentang berbagai istilah yang ada dalam Islam.

Merupakan kewajiban bagi orang-orang yang memahami berbagai istilah keagamaan tersebut untuk berbagi dengan saudara-saudaranya yang lain. Rasulullah Saw mengatakan, “Sampaikanlah [ilmu yang engkau dapat] dariku, walaupun hanya satu ayat.”

Itulah yang dilakukan oleh Syarif Yahya, penyusun buku ini. Lahir dari keluarga santri dan menempuh pendidikan di pesantren memberi kelayakan (kualifikasi) kepadanya untuk menjelaskan berbagai istilah dalam bidang keislaman dari sumber-sumbernya yang terpercaya. Buku Kamus Pintar Agama Islam ini berisi penjelasan-penjelasan tentang berbagai istilah yang ada dalam Islam, mulai dari tauhid, syariat, akhlak, sampai dengan politik, pernikahan, bahkan sastra. Sebagai sebuah kamus, tentu saja buku jenis ini memiliki keterbatasan-keterbatasannya. Akan tetapi, isi yang terdapat di dalam buku ini, sebagai informasi awal, jelas sangat membantu saudara-saudara kita, khususnya kaum remaja, yang ingin memeroleh penjelasan cepat tentang berbagai istilah keislaman. Melalui pengantar ini, disertakan harapan semoga buku ini bermanfaat bagi pembacanya dan menjadi amal saleh bagi penyusunnya.

Prof. Dr. H. Afif Muhammad, MA.
(Ketua Prodi Perbandingan Agama,
Pascasarjana  UIN Sunan Gunungdjati, Bandung)

Dalam buku "Kamus Pintar Agama Islam" Penerbit Buku Nuansa Cendekia


0 komentar:

Posting Komentar