Ada akseptasi yang besar ketika Hannah, Istri Imran, diberi karunia mengandung seorang anak. Dia bernadzar mengabdikan calon putranya untuk hanya mengabdi kepada Allah di rumah-Nya.
"Rabbii innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraraa, fataqabbal minii innaka antassamii`ul `aliim"
Wahai Tuhanku, saya nadzarkan anak yang ada di rahimku ini sebagai anak yang muharrar, yang bebas dari segala urasan di luar peribadatan kepada Engkau. Maka semoga Engkau berkenan menerimanya. Sungguh Engkau Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Engkau Dzat Yang Maha Mendengar atas doa hamba-Mu ini, dan Maha Mengetahui ketulusan niat hamba-Mu ini untuk mengabdikan putranya kelak hanya untuk beribadah kepada Engkau. Semoga Engkau berkenan mengabulkannya.
Dia tak sempat berfikir bahwa mungkin saja yang lahir nanti bukan seorang putra tapi seorang putri yang dalam pengertian masyarakat saat itu tak diizinkan untuk mengabdi di Rumah Allah. Dia manusia biasa seperti lainnya, diciptakan oleh Allah SWT dengan segala keterbatasan. "wakhuliqal insaanu dha`iifaa". Dia telah alpa seperti mendahului taqdir. Karena itu ketika ternyata yang lahir adalah bayi perempuan ia seperti menyesali diri tak bisa mengabdikannya sebagai anak yang muharrar.
Namun sesungguhnya dia tak bermaksud seperti itu. Dia hanya terdorong oleh niatnya yang begitu tulus untuk mengabdikan calon putranya. Dan niat seorang hamba seringkali lebih bermakna ketimbang amal yang lahir dari niat tersebut. Allah pun sungguh mengetahui akan hal ini. Dia ingin memberi pelajaran kepada Hannah, bukan saja agar tidak mendahului takdir lagi, tetapi bahwa pilihan Allah selalu lebih baik daripada pilihan manusia. Selalu ada hikmah yang besar dibalik pilihan-Nya.
"`asaa an takrahuu syaian wahuwa khairullakum"
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu"
Ketika dengan nada sedih Hannah mengeluh:
"Rabbii innii wadha`tuhaa untsaa"
"Saya melahirkan bayi perempuan wahai Tuhanku .."
Allah menjawabnya:
"walaisadzdzakaru kal'untsa"
Wahai Hannah, ( anak) laki-laki (yang kamu harapkan) tak seperti anak perempuan (yang Aku berikan ini).
Anak perempuan yang engkau lahirkan ini jauh lebih baik dan mulia ketimbang anak laki-laki yang engkau nanti-nantikan.
Cerita berikutnya semua kita tahu. Bayi perempuan itu adalah Bunda Maryam, Iabu dri Nabi Isa al-Masih.
0 komentar:
Posting Komentar