Kamis, 13 November 2014

Melvin L. Silberman: Kekhawatiran tentang Belajar Aktif

Meski saya telah mengemukakan beberapa argumen  untuk mendukung kegiatan belajar aktif, banyak guru yang masih khawatir dengan metode ini. Jika Anda juga memiliki kekhawatiran yang serupa dengan mereka, saya berharap tanggapan saya berikut ini akan dapat membantu:

• Apakah kegiatan belajar aktif hanya merupakan kumpulan “kegembiraan dan permainan”? 


Bukan, belajar aktif bukan sekadar bersenang-senang, kendati kegiatan belajar ini memang bisa menyenangkan dan tetap dapat mendatangkan manfaat. Sesungguhnya, banyak tehnik belajar aktif yang memberi siswa tantangan yang menuntut kerja keras.

• Apakah belajar aktif sedemikian berfokus pada aktivitas itu sendiri sampai-sampai siswa tidak memahami apa yang mereka pelajari?

Inilah persoalan sebenarnya. Banyak nilai-guna dari kegiatan belajar aktif yang berasal dari tindakan memikirkan kegiatan manakala sudah usai dan membahas maknanya bersama teman sekelas. Jangan menganggap remeh fakta ini. Buku ini memuat banyak saran untuk membantu siswa memahami apa yang mereka alami. Acapkali ada baiknya memberikan pelajaran singkat setelah berlangsungnya kegiatan belajar aktif guna menghubungkan antara apa yang dialami siswa dengan konsep-konsep yang hendak Anda sampaikan.

• Apakah belajar aktif menyita banyak waktu? Bagaimana kita dapat memberikan pelajaran dengan menggunakan metode belajar aktif?

Tidak diragukan bahwa kegiatan belajar aktif menyita lebih banyak waktu ketimbang pengajaran langsung, namun ada banyak cara untuk menghindari terbuangnya waktu dengan sia-sia. Lebih lanjut, sekalipun sebuah pengajaran dapat menyampaikan banyak pelajaran, kita perlu mempertanyakan seberapa banyak siswa yang benar-benar mempelajari. Pengajaran memiliki kecondongan untuk menyampaikan bagian tepiannya saja dengan menyajikan apa saja yang ada di seputar mata pelajaran. Lagi pula, kita hanya melakukan pengajaran satu arah, karena itu kita sebaiknya memastikan telah menguasai apa yang kita ajarkan. Namun, kelas yang kegiatan belajarnya bersifat aktif memiliki kurikulum yang kurang padat dan tujuan yang terbatas. Guru yang memandu kelas ini memahami bahwa siswa akan lebih banyak lupanya ketimbang ingatnya. Ketika muatan pelajarannya ditetapkan dalam tingkatan sedang, guru memiliki waktu untuk mengadakan kegiatan yang memperkenalkan, menyajikan, menerapkan, dan menguraikan apa yang telah dipelajari.

• Dapatkah metode belajar aktif menghangatkan informasi yang hambar dan tidak menarik?

Tentu saja! Mata pelajaran yang menarik tidaklah sulit untuk diajarkan. Ketika mata palajarannya tidak menarik, seringkali kegembiraan dalam kegiatan belajar aktif itu saja sudah dapat menyenangkan siswa dan memotivasi mereka untuk mengusai pelajaran yang paling menjenuhkan sekalipun.

• Kapan kita menggunakan kelompok dalam belajar aktif, bagaimana kita menghindari agar kelompok-kelompok itu tidak menyia-nyiakan waktu dan tidak produktif?

Kelompok bisa menjadi tidak produktif manakala mereka hanya memiliki sedikit rasa kebersamaan pada permulaan pelajaran dan ketika kerja kelompok tidak ditata dengan baik dari awal. Siswa menjadi bingung dengan apa yang harus dilakukan, kurang bisa menata diri, dan mudah teralihkan perhatiannya dari tugas. Atau bolehjadi mereka mengerjakan tugas secepat mungkin, dan hanya memahami bagian luarnya saja, bukannya memahami materinya secara lebih mendalam. Ada beberapa metode untuk mengajarkan cara belajar dalam kelompok, misalnya memberi tugas kepada setiap anggota kelompok, menetapkan aturan dasar kelompok, mempraktikan ketrampilan kelompok, dan seterusnya. Banyak kiat dan tehnik dalam buku ini yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah ini.

• Dapatkah kita “mengelompokkan siswa untuk seterusnya” dengan menggunakan kegiatan belajar aktif?

Ya, tentu dapat. Sebagian guru memanfaatkan kelompok secara berlebihan. Mereka tidak memberi siswa peluang yang memadai untuk mempelajari sesuatu secara perseorangan, mereka kurang mampu mengarahkan siswa untuk mengajarkan dan berdiskusi. Kuncinya adalah keberagaman. Keragaman cara belajar merupakan resep pengajaran yang baik. Beberapa tehnik dalam buku ini akan memberi Anda alternatif kegiatan belajar kelompok kecil.

• Adakah kemungkinan buruk bahwa siswa akan salah menyampaikan informasi kepada satu sama lain dalam metode belajar aktif berbasis-kelompok?

Saya kira kemungkinan seperti itu tetap ada, namun keunggulan dari dimasukkannya sisi sosial ke dalam kegiatan belajar jauh melebihi kelemahannya. Bagaimanapun, seorang guru selalu bisa membahas materi pelajaran dengan seluruh siswa setelah siswa secara aktif berupaya mempelajarinya sendiri dan mengajarkannya kepada satu sama lain.

• Saya tertarik dengan belajar aktif, namun saya tidak yakin apakah anak didik saya juga tertarik?

Semakin kurang terbiasanya mereka dengan belajar aktif, semakin tidak mudahlah mereka pada awalnya. Mereka mungkin terbiasa memperhatikan guru melakukan semua pekerjaannya, duduk kembali, dan merasa yakin bahwa mereka telah mempelajarinya dan akan mengingatnya. Sebagian siswa akan mengeluh bahwa kegiatan belajar aktif menyita banyak waktu. Mereka mungkin lebih menyukai penyampaian informasi yang tertata baik dan efisien, atau mereka bolehjadi khawatir dengan cara belajar melalui penemuan dan eksplorasi sendiri. Dalam jangka panjang, mereka akan mendapatkan manfaat dari belajar aktif sepertihalnya siswa yang lain. Dalam jangka pendek, mereka tidak akan terlalu khawatir jika Anda memperkenalkan metode belajar aktif secara bertahap. Bila tidak begitu, siswa akan memperlihatkan keengganan.

• Bukankah diperlukan lebih banyak persiapan dan kreativitas dalam mengajar menggunakan metode belajar aktif?

Bisa ya bisa tidak. Bila Anda sudah menguasainya, persiapan dan kreativitas ekstra tidak akan dirasa membebani. Anda akan merasa bergairah dengan apa yang Anda ajarkan, dan gairah atau semangat ini akan menular kepada peserta didik. Selanjutnya, Anda akan merasa tertantang untuk menciptakan gagasan untuk keperluan belajar aktif. Mulanya, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana sih caranya mengajarkan topik tertentu secara aktif? Dan memang pertanyaan inilah yang akan dibahas dalam buku ini. 

Buku ini dimaksudkan untuk memudahkan peralihan tersebut dengan memberi Anda beberapa cara konkret untuk menyusun kegiatan, membuat variasi, dan mengundang partisipasi siswa. Dalam masing-masing tehnik diberikan pula saran tentang bagaimana menyesuaikan penyampaian mata pelajaran. Saya yakin tehnik-tehnik ini berguna untuk hampir semua mata pelajaran. Namun, sewaktu Anda menyimak masing-masing tehnik, hindarilah menjadi pembaca pasif. Kenali sebuah topik yang tengah atau akan Anda ajarkan, dan ingat-ingatlah sewaktu Anda membacanya. Dengan mempertahankan kerangka pikir pemecahan masalah, bukannya sekadar penerimaan informasi, Anda akan menjadi pembaca aktif dan tengah meniti jalan menjadi pengajar aktif.

Dari buku "Active Learning; 101 Cara Belajar Siswa Aktif" (Melvin L. Silberman), Penerbit Buku Nuansa Cendekia


0 komentar:

Posting Komentar