Tradisi menulis dan membaca kitab Sirah Nabawiyah terus dilakukan dari generasi tabi’in, tabi’it-tabi’in hingga sekarang dengan berbagai keragaman sudut pandang. Masing-masing ingin mengembangkan rasa kecintaan dan senantiasa berupaya melakukan keteladanan Nabi Muhammad Saw. Spirit dasarnya yaitu bersumber dari kepercayaan wahyu Allah Swt. “Sungguh bagi kalian ada sosok teladan yang baik, yakni Rasulullah Muhammad Saw”.
Meskipun awalnya penulisan kitab Sirah Nabawiyah didasari atas desakan khalifah Umawiyah, namun para ulama sangat antusias untuk mengembangkannya. Itulah mengapa muncul ratusan judul buku setelah munculnya karya Ibn Ishaq dan Ibn Hisyam. Mereka menyadari betul bahwa para calon khalifah di belakangnya harus tampil sebagai pemimpin yang secara konkret harus berkiblat pada keteladanan pribadi dan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw.
Saat ini Sirah Nabawiyah bukan lagi bacaan bagi para calon khalifah, melainkan menjadi referensi hidup umat Islam. Dan tradisi menuliskan sejarah Nabi itu kini berkembang juga sebagai bagian terpenting keilmuan dunia. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya karya-karya tentang Nabi Muhammad Saw dari para orientalis.
Di tengah-tengah keragaman karya tersebut, penulis memiliki harapan untuk menghidupkan sebuah studi penulisan Sirah Nabawiyah. Selain alasan takzim terhadap sosok agung Nabi Muhammad Saw, penulis ingin menghubungkan pemahaman ilmu-ilmu bantu sejarah yakni ilmu sosial humaniora secara utuh.
Tentu dengan catatan bahwa harapan itu tetap bersandar pada kelemahan penulis. Sebab kita harus akui bahwa menulis kehidupan lengkap Nabi Muhammad Saw bukanlah perkara mudah. Kompleksitas hidupnya yang demikian panjang dengan lika-liku perjuangan disertai pesona uniknya tak mudah dilukiskan dengan sebuah studi yang monolitik.
Semoga pendekatan ilmu sosial humaniora dalam membaca Sirah Nabawiyah ini bisa menjawab tantangan kita tentang sejarah yang baik yaitu yang ditulis dengan perspektif kaca mata zamannya. Perlu diketahui, saat ini ilmu sosial humaniora yang berkembang di Fakultas Adab dan Humaniora memberi peluang bahkan tantangan khusus, yakni bagaimana sebaiknya ilmu sosial modern ini bisa digunakan untuk mengkaji studi keislaman, di antaranya Sirah Nabawiyah ini.
Mudah-mudahan karya ini bisa memberi manfaat bagi para pembaca, baik dosen, guru, mahasiswa, maupun masyarakat umum dan para pencinta ilmu pengetahuan. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu lahirnya karya ini; lingkungan studi, kolega dosen, mahasiswa, dan penerbit Marja (Grup Nuansa Cendekia) serta keluarga yang terus memberi kemungkinan akan lahirnya karya ini. Kepada istri tercinta Faridah, dan anak-anak yang tersayang, Helmiyatunnisa Fauziyah, Alfat Sahrajaz Chafshof dan Sahrin Hindayati Zahra, mudah-mudahan tulisan ini menjadi saksi bahwa kita adalah para pencinta Nabi Muhammad Saw—Allâhumma shalli wa sallim ‘alaih... âmîn.
Kekurangan dan kesalahan adalah bagian yang tak lepas dari sajian ini. Kritik dan masukan penulis tunggu.
Dr. Ajid Thohir, dalam buku "Sirah Nabawiyah" Penerbit Buku Nuansa Cendekia
0 komentar:
Posting Komentar